Senin, 18 Januari 2016

PENYULUHAN YANG KATANYA DARI DINKES BANYUMAS BERUJUNG JUALAN OBAT HERBAL

Kemarin sore di komplek rumah mertua saya tepatnya di desa Kaliwedi, kec. kebasen, kab. Banyumas ada penyuluhan dari DINKES BANYUMAS, saya sendiri nggak tau itu penyuluhan macam apa. ketika pihak dinkes datang saya sempet heran. ada ya ternyata orang dinkes ngadain penyuluhan tapi datang dengan mobil pribadi, kotak perkakas yang isiya bukan perlengkapan presentasi, tapi obat herbal!!. bukan box medis, ditambah lagi dalam penyuluhan itu sama sekali tidak ada fasilitas layak. misalkan LCD, laptop, bahkan presentasinya pun alakadarnya.

 semula semua warga diajak berkumpul di rumah ketua RT setempat. ada puluhan warga berdesak-desakan di ruang depan rumah kepala RT. ada ibu-ibu, bapak-bapak, mulai dari nenek nenek sampai anak-anak semuanya jadi satu di situ. mereka dengan serius memperhatikan kata demi kata yang disampaikan. awalnya saya sih nggak masalah, tapi makin ke belakang kok penjelasannya makin menyesatkan. katanya dinas kesehatan dapet kiriman akar ajaib kalimantan, yang punya khasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. kemudian suruh dibagikan ke setiap RT di kab. banyumas.

( BERITA INI TELAH DI UPDATE DI LINK BERIKUT http://likalikuanaliskesehatan.blogspot.co.id/2016/01/hati-hati-tukang-tipu-berkedok.html  )
BAGI YANG BELUM MEMBACA ARTIKEL INI BIAR TAU PERMASALAHANNYA MONGGO DI BACA. SAMPAI SELESAI DULU YAA....

dan yang bikin saya heran, katanya ada subsidi dari pemerintah
sebesar 25ribu!. subsidi macam apa itu?. warga yang hadir bisa membeli dengan harga Rp.100ribu saja katanya. dan obat itu bisa menyembuhkan berbagai penyakit cukup dengan di oles saja. hebat sekarang ada obat selain meliya biyang yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit di edarkan oleh DINKES pula. membuat orang-orang desa makin enggan memeriksa kesehatan mereka di unit pelayanan kesehatan. udah nggak tau apa-apa masih dibodohi pula. bakal jadi apa ni negara yak.


karena warga sekitar komplek mayoritas petani dan nggak tau apa-apa, mendengar kata-kata yang diucapkan orang yang mengaku dari dinkes itu pasti semua langsung percaya. apalagi dengan honda jazz yang mereka bawa semakin memperlihatkan image orang kantoran di mata penduduk desa. di sesi akhir baru lah saya curiga kalo ini pasti cuma tukang tipu. apa iya dinkes mau ngadain penyuluhan hanya dengan 3 orang keliling RT, hari minggu, dari sore sampai maghrib.

apa iya acara dari dinkes dapat berlangsung begitu saja, karena berdasarkan pengalaman saya, namanya acara dinas pasti minimal ada seksi dokumentasi. sambutan perwakilan dinkes dan itu tidak saya jumpai. apalagi acaranya dari RT ke RT. dandanan mereka juga alakadarnya, name tag yang dipakai juga entah darimana. karena biasanya acara dari dinkes diserahkan kepada puskesmas daerah masing-masing. jadi sangat kecil kemungkinan orang-orang dinkes blusukan apalagi hanya untuk penyuluhan obat herbal. yang bahkan obat tersebut hanya dikemas alakadarnya. tidak ada nomor registrasi, BPOM dll. masa iya dinkes kaya begitu?.

karena curiga itulah saya baru sempet ambil foto pas momen terahir ketika mereka ber-3 hendak pergi berpamitan. jadi saya cuma bisa screen shot mobil, dan foto salah seorang oknum yang itupun nggak jelas.




yang jadi masalah adalah kok bisa mereka dapet surat ijin dari desa. kemudian bener nggak surat pengantar yang mereka pakai untuk minta ijin ke desa benar-benar dari dinas kesehatan banyumas dan mereka benar-benar dari dinas kesehatan?. karena sudah bukan rahasia umum kalo mayoritas perangkat desa itu kinerjanya menengah kebawah. seperti ketika saya mau ngurus surat tinggal sementara saja hampir semua pegawai di kantor desa pada bingung dan nggak tau. dengan pengetahuan yang minim itu bukan tidak mungkin pegawai desa akan sangat mudah di kelabuhi. lha wong jaman sekarang saja ijazah bisa di palsu apalagi surat pengantar atau surat ijin dinas yang cuma pake cap.

meskipun ini bukan penipuan besar, tapi seandainya ini benar-benar penipu hendaknya segera ditindak. saya sudah coba menghubungi polisi katanya asal ada surat ijin desa berarti itu sudah legal. yang jadi masalah mereka membawa-bawa nama dinas. menjual obat yang belum jelas. membodohi masyarakat mengatakan bisa menyembuhkan berbagai penyakit. seandainya dinas terkait mengabaikan hal seperti ini bukan tidak mungkin akan banyak daerah lain yang jadi korban dan nama dinas kesehatan bisa saja menjadi tidak baik. apalagi pelaku menyasar daerah pinggiran dengan penduduk berpendidikan menengah kebawah.

jadi buat yang perduli saja, ayo sama-sama kita awasi kegiatan desa yang berasal dari luar. jangan sampai lingkungan kita dibodohi orang-orang tidak bertanggung jawab. sukur-sukur orangnya bisa ketangkep. kalo polisi tidak mau ngurusi dan warga sendiri tidak mau tau. ya sudah,....

1 komentar: