Tampilkan postingan dengan label Hematologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hematologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Februari 2020

tips pemeriksaan Hematologi

Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan wajib dan paling mudah dilakukan. Saat ini cukup memasukkan cup sampel ke dalam alat maka alat akan otomatis melakukan pemeriksaan.

Namun bukan berarti kemudahan tersebut membuat kita lalai. Terkadang kita tetap perlu memantau hasil pemeriksaannya. 
Berkaitan dengan pemeriksaan hematologi otomatis menggunakan hematology analyzer. 
Misal, terkadang ditemui hasil trombosit yang terlalu rendah. Dari sini kita perlu melakukan konfirmasi sederhana. 

Pastikan di dalam sampel darah tidak ada bekuan/gumpalan. Karena bekuan/gumpalan sangat berpengaruh terhadap jumlah trombosit. Karena dengan adanya gumpalan artinya trombosit didalam sampel sudah aktif dan menggumpal, sehingga tidak bisa dilakukan pemeriksaan/perhitungan.

Eritrosit dan hemoglobin itu berbanding lurus. Kenapa?, perlu di ingat hemoglobin itu termasuk bagian dari eritrosit, jadi jika jumlah eritrosit sedikit, maka hampir bisa dipastikan hemoglobin juga rendah.
Jadi jika di temukan hasil eritrosit terpaut jauh dengan hemoglobin maka perlu di lakukan konfirmasi terlebih dahulu.

Dengan melakukan konfirmasi sederhana maka hasil pemeriksaan kita cukup dapat dipertanggungjawabkan. 

Rabu, 29 Januari 2020

Trombosit rendah palsu

Pada beberapa pemeriksaan hematology menggunakan hematology analyzer dan tabung tutup ungu(antikoagulan EDTA) kerap kali kita menemukan pasien dengan kondisi baik-baik saja tetapi jumlah trombosit rendah layaknya penderita DBD. Sehingga hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan klinis pasien. 
Langkah pertama adalah pastikan didalam tabung EDTA tidak terdapat bekuan darah. Jika sudah diperiksa dan tidak ada bekuan maka langkah selanjutnya adalah membuat sediaan apus darah. 

Kadang kita perlu melakukan pemeriksaan mikroskopis menggunakan apusan darah untuk memastikan apakah hasil tersebut benar atau tidak. 
Biasanya pada hasil pemeriksaan mikroskopis ditemukan trombosit pasien bergerombol. Atau istilahnya clumping. 

Jika ditemukan yang demikian maka ada baiknya pasien diminta untuk diambil ulang sampel darahnya. Dan menggunakan antikoagulan berbeda. Jika sebelumnya menggunakan EDTA (vacuntainer tutup ungu) maka alangkah baiknya pada pengambilan ke 2 menggunakan antikoagulan NaCitrat (vacuntainer tutup biru). Karena bisa jadi pasien tersebut memiliki alergi terhadap antikoagulan EDTA.

Kemudian coba ulangi pemeriksaan hematology rutin sesuai prosedur. Biasanya akan ditemui hasil yang berbeda(lebih baik). 

Rabu, 15 Januari 2020

Macam-macam antikoagulan

Antikoagulan adalah suatu cairan/serbuk yang dapat mencegah darah agar tidak membeku, agar dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium

1. EDTA
EDTA merupakan salah satu anti koagulan favorit dan paling baik digunakan untuk pemeriksaan Eritrosit, Leukosit dan trombosit. EDTA tidak berpengaruh terhadap bentuk dan ukuran eritrosit serta leukosit, sehingga sangat baik digunakan untuk pemeriksaan morfologi. Hampir semua pemeriksaan Hematologi bisa dilakukan dengan antikoagulan ini. 
Bisa dibilang EDTA saat ini merupakan antikoagulan wajib yang harus selalu tersedia di setiap laboratorium.

2.Heparin
Heparin juga tidak berpengaruh terhadap bentuk eritrosit dan leukosit. Hanya saja harganya yang mahal membuat antikoagulan ini kurang diminati. 

3. NA CITRAT 3.8%
Antikoagulan ini biasa di pakai untuk pemeriksaan Laju endap darah dengan metode westergreen. 

Beberapa antikoagulan lainnya. Hanya saja yang paling umum digunakan adalah antikoagulan seperti diatas.